Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*
Ketik "A. Rifqi Amin" di Google untuk tahu profil beliau. Bisa pula, silakan klik foto A. Rifqi Amin di atas guna mengetahui biografi beliau.

Chat Whatsapp Membicarakan Heni di Dunia Nyata antara Jonathan dengan Hasan yang Merupakan Tokoh Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan"

 Banjirembun.com - Tampilan chat  di bawah ini merupakan komunikasi faktual antara Jonathan dengan Hasan. Mereka berdua adalah tokoh pada novel berjudul "Di Tanah Perantauan." Hasan bertindak sebagai perantara alias penghubung antara Jonathan dengan Heni saat mereka semua masih SMA dulu kala di tahun 2005-an.

Nah, di dunia nyata sekarang ini, Jonathan mengalami konflik internal yang berkecamuk di dalam batinnya. Disebabkan, ingin melepaskan diri dari beban masa lalu. Yakni, terkait kenangan atau ingatan yang terus mengganggu terkait kisahnya dahulu (kisaran 20 tahun lalu) dengan Heni yang tanpa ada kejelasan.

Sebagaimana diketahui, Jonathan dengan Heni di bagian pertama dan kedua novel berjudul "Di Tanah Perantauan" tidak pernah mengobrol sama sekali. Hal tersebut merupakan peristiwa nyata yang sampai kini pun mereka tak pernah mengobrol. Dengan kata lain, seri ke-1 dan ke-2 pada novel itu adalah cerita non fiksi atau tanpa ada rekaan.

Lebih lanjut, Jonathan dulu setelah pisah tanpa "kejelasan dan kepastian" menjelang lulus SMA, sebagaimana yang telah diceritakan dalam novel, mempunyai pemikiran bahwa perpisahan tanpa ada kata-kata apapun, termasuk ungkapan kejujuran perasaannya kepada Heni, merupakan solusi terbaik. 

Padahal waktu itu, Jonathan mempunyai dugaan agak kuat bahwa di antara mereka berdua sebenarnya ada "sesuatu." Sayangnya, Jonathan lebih memilih mengabaikan perasaan dalam diri untuk berani jujur kepada Heni. Di sisi lain, Jonathan ingin tampil sok idealisme. Ogah melanggar prinsip hidupnya dengan cara mengungkapkan cinta terhadap Heni.

Pada kenyataan, di masa kini, Jonathan menyalahkan diri sendiri. Bukan maksud menolak takdir maupun menyesali keputusan hidupnya. Akan tetapi, hal tersebut menjadi konsekuensi sesudah muhasabah diri. Toh, Jonathan sekarang menyadari bahwa sesungguhnya berani mengungkapkan perasaan tanpa perlu mengajak pacaran juga bagian dari sikap idealis.

Bisa dibilang, pada masa SMA dahulu, Jonathan lebih mengutamakan komunikasi intrapersonal. Dia lebih pilih berbicara pada dirinya sendiri secara intens. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa tak perlu mengutarakan perasaan kepada Heni. Sebaliknya, dia merasa tidak usah tahu jawaban dari pertanyaan dalam diri "Apakah Heni juga suka pada Jonathan?"

Nahas, alih-alih berani jujur kepada Heni terkait perasaannya sekaligus mencari jawaban dari lisan Heni sendiri tentang seperti apa perasaannya pada Jonathan, malah Jonathan memilih diam. Bahkan, berbasa-basi pada Heni pun tidak sama sekali. Itulah yang akhirnya membuat Jonathan merasa bersalah serta memunculkan rasa penasaran dalam diri sembari bertanya-tanya:

"Sebenarnya hubunganku dengan Heni dulu itu disebut hubungan apa? Kalau memang saling cinta, kok tak pernah saling berbicara?"

Pada saat ini, Jonathan hendak menuntaskan gejolak jiwa dan  beban emosional terkait jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan yang terus mengganggunya. Dua di antaranya yaitu "Apakah dulu Heni memang ada rasa cinta pada Jonathan?" Kalau memang betul cinta, lalu pertanyaan berikutnya "Apakah Jonathan cinta pertama Heni?"

Menurut pembaca budiman sekalian, apakah salah atau tabu ketika Jonathan menginginkan kepastian dari dua pertanyaan di atas dengan langkah meminta bantuan terhadap Hasan agar Hasan menanyakan dua hal di atas kepada Heni? Sebab, tatkala Jonathan bertanya pada Heni secara langsung, tentunya hal tersebut tidaklah  menjadi keputusan tepat.

Sebelum melihat isi chat WA antara Jonathan dengan Hasan, harus diketahui dulu informasi berikut:

Nickname Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan" adalah Jonathan.

Nickname Hasan Teman HENI adalah Hasan.

Berikut ini komunikasi antara Jonathan dengan Hasan melalui chat WA:


[13/6 14.22] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Menurut Ustadz Hasan,, umpama saya tidak menikah lagi sampai saya tinggal menetap di dekat Masjid yang lokasinya sesuai "minat" saya apakah itu etis? Sebab, kemungkinan saya pindahnya masih lama. Saya rencana ingin menikahi anak dari komunitas di Masjid yang jamaahnya sefekruensi dengan saya.

[13/6 14.38] Hasan Teman HENI: Lo pean udah cerai ta ?

[13/6 14.39] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Sudah keluar Akta nya pertengahan april

[13/6 20.25] Hasan Teman HENI: Kenapa cerai ? Bosen ?

[14/6 05.43] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Kok tahu aku orange bosenan Ustadz? Tetapi, alasanku bukan itu.

[14/6 05.59] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Dalam artian ada kemungkinan saya tak menikah lagi. Bukan cuma gagal pindah tempat tinggal, kalau pun sudah menetap tinggal di dekat Masjid yang bikin bahagia, itu belum tentu serta merta dapat jodoh.

[14/6 08.02] Hasan Teman HENI: Heh kenapa cerai alasan utamanya apa ?

[14/6 12.10] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Sudah aku sebutkan di website Banjirembun.com

[14/6 12.13] Hasan Teman HENI: Parah Jon...masak gara cinta monyet...kamu ceraikan istri...

[14/6 12.13] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Bukan itu

[14/6 12.13] Hasan Teman HENI: Ceritamu kan heni2

[14/6 12.14] Hasan Teman HENI: Trus apalo...

[14/6 12.14] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Sampean itu s1, ustadz, tokoh masyarakat, jangan langsung menyimpulkan

[14/6 12.14] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Mungkin malah s2

[14/6 12.14] Hasan Teman HENI: Trus apalo...aku gak suka baca...

[14/6 12.14] Hasan Teman HENI: To the point saja...

[14/6 12.14] Hasan Teman HENI: Bosen, gak punya anak ?

[14/6 12.15] Hasan Teman HENI: Atau istri gak kasih nafkah batin ..

[14/6 12.15] Hasan Teman HENI: Kamu udah punya anak belum ..

[14/6 12.15] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Dari sini seharusnya sampean bisa menyimpulkan, oreantasiku itu masa depan bukan masa lalu

Salah satu isi chat WA antara Jonathan dengan Hasan (sumber gambar koleksi pribadi)

[14/6 12.16] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Belum

[14/6 12.16] Hasan Teman HENI: Ya intinya bosen ..

[14/6 12.16] Hasan Teman HENI: Mau nikah lagi cari yang baru...

[14/6 12.17] Hasan Teman HENI: Mungkin bukan masa lalu tapi sikapmu kayak masa lalu...

[14/6 12.17] Hasan Teman HENI: Kan nikah lagi gak pa2 karena gak punya anak ..gak harus cerai...

[14/6 12.18] Hasan Teman HENI: Tapi harus dicek dulu siapa yang gak bisa punya anak

[14/6 12.18] Hasan Teman HENI: Aku bicara gini kan temen...

[14/6 12.19] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Sampean kumpulan data sebanyak-banyaknya, lalu dianalisis, bila hasil analisis belum meyakinkan maka kumpulkan data lagi, baru disimpulkan..


Sampean iku begini:

Data masih simpang siur malah langsung disimpulkan tanpa analisis.

[14/6 12.19] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Atau sengaja memancing aku berkata-kata???

[14/6 12.20] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Biar aku ngomong sebanyak2nya?

[14/6 12.20] Hasan Teman HENI: Makanya aku tanya...pean malah suruh lihat webste...kan ada sumbernya langsung

[14/6 12.21] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Iya

[14/6 12.30] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Bacalah kawan websiteku

[14/6 12.32] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Jalan dan cara bahagia kita berbeda Ustadz Hasan. Aku punya arah atau tujuan hidup sendiri untuk bahagia.

[14/6 12.33] Hasan Teman HENI: Ya wes karepmu

[14/6 12.33] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Iya

[14/6 13.51] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ingat masa lalu itu wajar, amat wajar, toh juga tidak berdampak buruk bagiku maupun bagi orang yang sulit aku lupakan

[14/6 13.55] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Tanyakan pada orang yang sulit aku lupakan tersebut, apa dia terganggu? Jawabannya, aku yakin tidak! Begitu pula, aku tidak terganggu kenangan tersebut, kecuali sedikit.  Itupun, mudah aku kendalikan. Aku lebih terganggu dengan masalah kehidupan yang lain.

[14/6 13.59] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Aku justru "menikmati" kenangan bersama dia dulu. Dengan tetap memperhatikan batas-batas. Tanyakan pada dia, sejauh ini batasan apa yang telah aku langgar padanya, khususnya sesudah dia dulu mengancam mau laporkan ke polisi?

[14/6 14.03] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Aku dulu kan pernah katakan pada sampean ada masalah yang lebih besar ketimbang masalah ingatan pada dia

[14/6 14.13] Hasan Teman HENI: Iya apa...

[14/6 14.50] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Antum sekarang tinggal di pare?

[14/6 15.10] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ente nggak pernah merasakan namanya cinta pertama ustad?

[14/6 16.31] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Enggak etis dibahas

[15/6 03.36] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Tolong ente tanyakan pada dia, perasaan dia dulu pada ane sekadar cinta monyet apa cinta pertama? Biar ane bisa tidur nyenyak, ente kan sohib ane.


Kalau ente mau, ane mau telpon ente via reguler sim card, bukan via wa. Biar jelas

[15/6 03.45] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane tolong banget, daripada ane chat atau inbox dia kan saru (tabu), apalagi datang ke toko rotinya demi tanya hal itu. Mending ente sebagai perantara, kan ente sohib ane.🙏🙏🙏🙏🙏🙏

[15/6 05.58] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane mohon banget pada ente Tadz, biar perasaan ane tidak gantung, ane siap jawaban apapun dari dia, biar ane bisa lega, daripada ane terus hidup dalam persepsi ane sendiri tentang dia, lebih baik ane dapat kepastian langsung dari dia

[15/6 06.06] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ustad Hasan

[15/6 06.08] Hasan Teman HENI: Jangan sakit keterlaluan Jon...

[15/6 06.09] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Maksudnya ente Tadz Hasan?

[15/6 06.09] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ente enggak punya empati atau bagaimana??

[15/6 06.09] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Tunggal tanyakan padanya saja

[15/6 06.09] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane siap kok ketika dia jawab ane cuma cinta monyet nya

[15/6 06.10] Hasan Teman HENI: Ya itu kamu gak punya empati denganku

[15/6 06.10] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Terpenting ane dapat jawaban darinya

[15/6 06.10] Hasan Teman HENI: Orang suruh ganggu rumah tangga orang...

[15/6 06.10] Hasan Teman HENI: Sudah ganggu waktuku dan waktunya heni...

[15/6 06.10] Hasan Teman HENI: Apa itu kamu gak sakit .m

[15/6 06.10] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane tanya, ane ganggunya di mana?

[15/6 06.11] Hasan Teman HENI: Ya wa2 gini yang gak jelas...

[15/6 06.11] Hasan Teman HENI: Kamu kan sudah S3 masak masih bahas kayak gini...

[15/6 06.11] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Yang sakit itu ente, udah tahu punya temen sakit, bukannya empati justru kata2in ane sakit

[15/6 06.11] Hasan Teman HENI: Ya sadaro kalo kamu sakit...😁

[15/6 06.11] Hasan Teman HENI: 🙏🏻

[15/6 06.12] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Gini loh, ane begini itu juga karena demi kesehatan mental ane

[15/6 06.12] Hasan Teman HENI: Eman s3nya bayar mahal2 dan waktunya lama...

[15/6 06.12] Hasan Teman HENI: Nango masjid sholat ngaji baca artinya sibukan itu...

[15/6 06.13] Hasan Teman HENI: Lagi2 manusia harus kembali kepada Allah dan Alquran...

[15/6 06.13] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Salah ane minta konfirmasi begini ke dia apa? Sakitnya di mana? Justru kalau ane tahan terus yang ada ane sakit

[15/6 06.13] Hasan Teman HENI: Umur kita udah mulai tua...tidak ada yang bisa kita gandoli...

[15/6 06.13] Hasan Teman HENI: Sudah dibilangin ganggu orang...

[15/6 06.14] Hasan Teman HENI: Kalo sakit jangan ajak orang sakit juga...

[15/6 06.14] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ente dewasa dikit dong Tadz Hasan, ane begini juga karena ingin mematangkan dri

[15/6 06.14] Hasan Teman HENI: Itu namanya egois...

[15/6 06.14] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Yang egois ente,

[15/6 06.14] Hasan Teman HENI: Ok...sibukan dg Allah dan Alquran saja. Assalamualaikum

[15/6 06.15] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Waalaikumsalam

[15/6 06.15] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane kita ente sohib ane, ternyata ente sama aja dengan yang lain,

[15/6 06.15] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane jira

[15/6 06.15] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane kira

[15/6 06.16] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Dengan menanyakan itu justru ane ingin melepaskan dia

[15/6 06.18] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane bingung, ganggu ane ke dia apa? Cuma nanya gitu aja kok ganggu

[15/6 06.22] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Itu saran yang normatif, ente kira ane enggak pernah mendekatkan diri pada Tuaha? Ente kira, ane enggak pernah tadabur al Quran? Ane udah mengupayakan banyak cara demi melepaskan ingatan pada dia, ujungnya gagal. Ente tolong pikirkan lagi Tadz, itu  juga demi kebaikan ane...

[15/6 06.24] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ane tanya, jika ente tanyakan itu pada dia, hal buruk apa yang terjadi pada dia????

[15/6 06.25] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Kalau tak ente tanyakan pada dia, justru ane yang mengalami hal buruk, ente kasihan tidak pada ane???

[15/6 06.32] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Kalo ente terganggu dengan chat ane dan engga mau bantu ane, blokir aja ane, biar ane cari teman baru di komunitas baru

[15/6 06.54] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Tadz Hasan

[15/6 06.55] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Ini bukan debat, tetapi mencari solusi

[15/6 07.08] Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan": Dari pernyataan-pernyataan ente di atas justru  mengindikasikan ane memang cinta pertam dia, ???

___________________________________

Itulah chat Whatsapp antara Jonathan dengan Hasan yang mengalami kegagalan. Jonathan tak berhasil meminta bantuan Hasan supaya Jonathan mengetahui jawaban atas segala pertanyaan yang ada pada dirinya tentang masa lalunya.

(*)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Chat Whatsapp Membicarakan Heni di Dunia Nyata antara Jonathan dengan Hasan yang Merupakan Tokoh Novel Berjudul "Di Tanah Perantauan""

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*