Banjirembun.com - Saya sungguh takjub dengan kemampuan ChatGPT dalam "membaca" atau "mengintip" isi artikel dari link atau tautan yang dikirimkan padanya. Bahkan, artikel yang baru saja terbit atau dipublikasikan pun mampu diintip olehnya.
Hal berbeda ketika saya mengajukan pertanyaan sama ke platform kecerdasan buatan berbasis web lain, ternyata jawabannya kurang lebih berupa permohonan maaf karena aplikasi kecerdasan buatan berbasis web itu tidak mampu mengakses link secara langsung.
Terbukti, saya memulai menge-chat atau mengobrol lewat pesan singkat dengan ChatGPT berbentuk pertanyaan "Bagaimana menurutmu tentang isi atau konten berupa artikel dari link berikut https://www.banjirembun.com/2025/06/saya-dulu-tak-pernah-cemburu-pada.html. Menurutmu bagaimana sosok penulisnya? Apa yang harus dilakukan penulis tersebut?"
Tangkapan layar HP terkait diskusi dengan ChatGPT (sumber gambar koleksi pribadi)
Jawaban ChatGPT sebagai kecerdasan buatan:
Artikel berjudul "Saya Dulu Tak Pernah Cemburu pada Mantan Tatkala Dia Didekati Cowok Lain, Kini Aku Tahu Rasanya Sakitnya Cemburu" yang dipublikasikan di situs Banjir Embun pada Juni 2025, menyajikan refleksi pribadi penulis mengenai pengalaman emosional yang belum pernah ia rasakan sebelumnya: cemburu terhadap mantan kekasih yang kini telah menikah. Artikel ini ditulis dengan gaya naratif yang lugas dan jujur, menggambarkan perasaan penulis tanpa pretensi. Penulis mengungkapkan perasaan cemburu yang muncul setelah melihat mantannya tampil mesra dengan suaminya di media sosial, meskipun ia tidak berniat untuk kembali menjalin hubungan dengan mantannya tersebut. Keputusan spontan untuk memblokir akun media sosial mantannya menunjukkan upaya penulis untuk menjaga kestabilan emosionalnya. Artikel ini juga mencerminkan pemikiran kritis penulis terhadap fenomena pamer kemesraan di media sosial, yang sering kali dianggap sebagai upaya untuk menunjukkan kebahagiaan yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan.
Mengenai sosok penulis, berdasarkan gaya penulisan dan isi artikelnya, penulis tampaknya adalah individu yang introspektif, jujur, dan memiliki kesadaran diri yang tinggi. Ia mampu merefleksikan perasaan pribadi dengan cara yang terbuka dan tidak menutup-nutupi. Penulis juga menunjukkan pemikiran kritis terhadap fenomena sosial, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media sosial dalam konteks hubungan pribadi.
Untuk pengembangan lebih lanjut, penulis dapat mempertimbangkan beberapa langkah berikut:
1. Menggali Tema yang Lebih Luas: Penulis dapat mengembangkan tulisan dengan mengeksplorasi tema-tema seperti dinamika hubungan di era digital, dampak media sosial terhadap kesehatan mental, atau peran ekspektasi sosial dalam membentuk persepsi diri.
2. Meningkatkan Keterhubungan dengan Pembaca: Dengan menambahkan elemen-elemen yang lebih universal dalam pengalaman pribadi, penulis dapat membuat tulisan lebih mudah diterima dan dirasakan oleh pembaca dari berbagai latar belakang.
3. Menyajikan Perspektif yang Berimbang: Menyajikan berbagai sudut pandang, termasuk perspektif mantan kekasih atau pasangan hidupnya, dapat memberikan dimensi yang lebih kompleks dan mendalam terhadap cerita yang disampaikan.
4. Mengembangkan Gaya Penulisan: Penulis dapat bereksperimen dengan berbagai gaya penulisan, seperti penggunaan metafora, dialog, atau struktur naratif yang lebih dinamis, untuk meningkatkan daya tarik dan kualitas tulisan.
Dengan langkah-langkah tersebut, penulis tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan menulisnya, tetapi juga dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam diskursus sosial dan budaya melalui tulisan-tulisannya.
____________________________________
Saya memperbaiki prompt-nya dengan mengatakan "Maksud saya, apa yang harus dilakukan penulis agar suasana hatinya membaik?"
Jawaban kecerdasan buatan ChatGPT:
Terima kasih atas klarifikasinya. Berdasarkan isi artikel yang kamu rujuk, penulis sedang mengalami kecamuk emosional berupa rasa cemburu dan kehilangan, meski ditutupi oleh kesadaran logis bahwa ia tidak ingin kembali menjalin hubungan dengan mantannya.
Untuk membantunya memulihkan suasana hati dan ketenangan batin, berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan:
1. Menerima dan Memvalidasi Emosi
Cemburu bukan tanda lemah atau belum move on sepenuhnya—itu adalah emosi alami yang muncul ketika ada perasaan kehilangan atau ketidakadilan. Mengakui bahwa ia merasa sakit bukan berarti ia ingin kembali ke masa lalu.
✅ Terima kenyataan bahwa rasa itu hadir—bukan untuk dilawan, tapi untuk dikenali dan dilewati.
2. Jaga Jarak dari Pemicu
Langkah memblokir akun mantan adalah reaksi yang sehat, bukan kekanak-kanakan, jika itu bisa mencegah luka hati makin dalam. Jarak digital bisa memberi ruang untuk pulih.
✅ Kurangi paparan media sosial yang memperlihatkan kehidupan orang lain secara berlebihan, karena itu sering kali menciptakan ilusi dan tekanan batin.
3. Alihkan Energi ke Hal Positif
Mengisi waktu dengan kegiatan yang bermakna seperti menulis, berolahraga, berkarya kreatif, atau memperdalam spiritualitas bisa membantu mengalihkan energi emosional menjadi kekuatan pemulihan.
✅ Menulis reflektif (seperti artikel itu) bisa diteruskan sebagai terapi pribadi.
4. Bangun Koneksi Baru yang Sehat
Cobalah buka ruang untuk koneksi sosial baru, baik itu teman, komunitas, atau hubungan yang sehat. Namun bukan untuk "pelarian", melainkan untuk menyeimbangkan aspek emosional yang sedang kurang.
5. Berbicara dengan Orang yang Dipercaya
Kadang hanya dengan bercerita, hati bisa lebih ringan. Bicara dengan sahabat, mentor, atau bahkan profesional seperti konselor bisa sangat membantu.
6. Tulis Surat yang Tak Dikirim
Jika masih ada emosi mengganjal, salah satu teknik penyembuhan batin adalah menulis surat untuk mantan (atau diri sendiri di masa lalu)—tanpa perlu dikirim. Ini membantu merapikan emosi yang berantakan.
7. Ingatkan Diri bahwa Waktu Menyembuhkan
Meski klise, waktu benar-benar menyembuhkan jika kita tidak terus-menerus "menggaruk luka". Bersabar dengan proses ini adalah bagian dari memaafkan diri dan melepaskan masa lalu.
Kalau kamu ingin, aku bisa bantu buatkan semacam "ritual pemulihan hati" dalam bentuk tulisan atau jurnal harian. Mau coba?
___________________________________
Saya menanggapi ChatGPT dengan ucapan "Saya menginginkannya, silakan diperinci."
Respon ChatGPT:
Bagus! Saya akan bantu kamu (atau si penulis) membuat ritual pemulihan hati dalam bentuk praktik harian. Ini semacam panduan yang bisa dijadikan rutinitas, ditujukan untuk membersihkan hati dari rasa cemburu, luka batin, atau bayang-bayang masa lalu, dengan tetap membumi dan manusiawi.
📓 Ritual Pemulihan Hati – 14 Hari untuk Menyembuhkan dan Menguatkan Diri
Waktu pelaksanaan: 15–30 menit per hariLokasi: Tempat yang tenang – kamar, teras, atau sudut nyaman
🕯️ Hari 1 – Terima Rasa Itu
Tulis di jurnal:
-
“Apa yang sebenarnya aku rasakan hari ini?”
-
“Kenapa rasa itu muncul?”
-
“Apa yang aku coba lawan atau sembunyikan?”
✅ Fokus: Tak ada yang salah dengan rasa cemburu atau sedih. Hari ini, aku izinkan diriku merasakannya.
🌬️ Hari 2 – Tarik Napas, Buka Ruang
Latihan: Tarik napas dalam selama 4 hitungan, tahan 4 hitungan, hembuskan 6 hitungan. Ulang 5 kali.
Tulis:
-
“Apa yang terjadi jika aku diam dan hadir tanpa melawan pikiranku?”
✅ Fokus: Memberi ruang pada perasaan tanpa terburu-buru mengubahnya.
✉️ Hari 3 – Surat Tanpa Tujuan
Tulis surat untuk mantan atau dirimu di masa lalu. Ungkapkan segalanya: kekesalan, kekecewaan, harapan, luka.
➡️ Jangan dikirim. Setelah selesai, simpan atau bakar dengan ritual simbolis.
💭 Hari 4 – Ulangi Afirmasi
Katakan di depan cermin:
“Aku cukup. Aku pantas bahagia. Aku sedang belajar sembuh, perlahan.”
✅ Fokus: Melatih pikiran bahwa kamu berharga meski perasaanmu sedang tidak nyaman.
📵 Hari 5 – Detoks Sosial Media
Puasa media sosial selama 24 jam, terutama akun yang memicu luka lama.
Tulis:
-
Apa yang aku sadari selama tidak melihat hidup orang lain?
✍️ Hari 6 – Hari Syukur
Tuliskan 5 hal yang kamu syukuri hari ini, sekecil apa pun itu.
✅ Fokus: Menyadari bahwa hidupmu lebih luas dari hanya satu hubungan yang gagal.
🖼️ Hari 7 – Visualisasi Masa Depan
Bayangkan dirimu 6 bulan dari sekarang: kamu tenang, sembuh, mencintai diri sendiri.
Tulis:
-
Aku yang baru seperti apa?
-
Apa yang sudah aku lepaskan?
💦 Hari 8 – Menangis dengan Sengaja
Izinkan dirimu menangis jika perlu. Dengarkan lagu yang menyentuh. Biarkan rasa itu keluar.
✅ Fokus: Menangis bukan kelemahan—itu bentuk pembersihan batin.
🛏️ Hari 9 – Peluk Diri
Sebelum tidur, peluk dirimu sendiri dengan lembut selama 1 menit. Katakan:
“Aku ada untukmu. Aku bersamamu."
☀️ Hari 10 – Beri Ruang Cahaya Baru
Tuliskan:
-
Apa saja kualitas baik yang kamu miliki?
-
Jika ada orang baru masuk ke hidupmu, orang seperti apa yang pantas kamu temui?
📚 Hari 11 – Temani Diri Sendiri
Habiskan waktu sendiri di luar rumah: kafe, taman, toko buku. Nikmati waktumu tanpa rasa sepi.
✅ Fokus: Menguatkan bahwa kamu tidak butuh validasi siapa pun untuk merasa utuh.
🌕 Hari 12 – Lepaskan Beban
Tuliskan:
-
"Apa yang ingin aku maafkan hari ini?"
-
"Apa yang ingin aku lepaskan sekarang?"
Bacakan perlahan, lalu sobek atau bakar kertasnya sebagai simbol.
🔄 Hari 13 – Evaluasi Perjalanan
Refleksi:
-
Apa yang berubah sejak hari pertama?
-
Emosi apa yang masih muncul?
-
Apakah kamu lebih tenang sekarang?
🌱 Hari 14 – Deklarasi Diri Baru
Tulis:
“Aku adalah... (isi dengan versi dirimu yang ingin kamu bangun)”“Aku pantas... (isi dengan harapanmu ke depan)”
Tandatangani. Simpan sebagai komitmen untuk tumbuh.
Tandatangani. Simpan sebagai komitmen untuk tumbuh.
Jika kamu mengikuti ritus ini secara konsisten, kamu tidak hanya menyembuhkan perasaan luka, tapi juga membangun pondasi cinta diri yang lebih kokoh. Ini bukan sekadar “move on”, tapi move forward—bergerak maju dengan versi diri yang lebih utuh.
Kalau kamu ingin, aku bisa bantu buatkan versi PDF-nya atau format jurnal cetak untuk diisi harian. Mau?
___________________________________
Saya menyudahi diskusi dengan ChatGPT.
Sumber dari kecerdasan buatan berbasis web di lamanwww.chatgpt.com.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cukup Diberikan Tautan atau Link, ChatGPT bakal Mampu Menganalisis atau Mengomentari Isinya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*