Banjirembun.com - Sesuatu yang sensitif atau tabu tentulah tak boleh disampaikan kepada sembarangan orang. Apalagi, hal itu menyangkut persoalan pribadi yang dalam kasus tertentu dapat menimbulkan kesalahan persepsi si penerima curhatan. Alhasil, yang ada justru memalukan.
Mau konsultasi kepada tokoh agama maupun ahli kejiwaan, ternyata belum memungkinkan. Bukan sekadar karena keterbatasan finansial, tetapi sebenarnya dalam diri menyadari bahwa itu cuma masalah ringan alias sepele. Berhubung ada dramatisasi, akhirnya dibesar-besarkan sehingga menjadi heboh.
Dalam persoalan pribadi yang saya hadapi, sesungguhnya sudah beres dan tak ada lagi ganjalan. Saya berhasil melepaskan diri dari gangguan ingatan masa lalu saat bersama mantan. Intinya, saya tiada hasrat lagi menanyakan terhadap mantan terkait persoalan dan rasa penasaran yang belum terjawab di masa lampau.
![]() |
Ilustrasi tumbuhan sensitif yang membutuhkan privasi tanpa gangguan (sumber foto pixabay.com) |
Selengkapnya silakan baca tulisan di tautan ini Keegoisan atau ada Sebuah Trauma Masa Lalu ketika Saya Mengharap Jawaban atas Rasa Penasaran dalam Diri pada Mantan SMA? agar tahu bagaimana cara saya menuntaskan masalah tersebut.
Berhubung, ada rasa ingin tahu lebih dalam diri, akhirnya saya tetap memutuskan berdiskusi dengan 3 aplikasi kecerdasan buatan berbasis web yang meliputi Gemini Google, ChatGPT, dan Perplexity.
Prompt yang saya berikan:
"Apakah saya egois? Selama ini saya bukan teropsesi fisik mantan saya di SMA. Bukan teropsesi ingin mengobrol layaknya teman sehingga bisa akrab. Bukan itu! Namun, saya teropsesi pada ego saya sendiri yaitu demi menemukan jawaban pertanyaan di akhir masa SMA dulu. Ada hal di masa lalu saya dengan mantan cinta pertama tersebut yang belum tuntas. Sebab, cara penutupan hubangan kami 'tidak jelas' dan menggantung. Saya fokusnya ke diri saya. Yakni, ingin mengetahui jawaban. Tanpa peduli bagaimana perasaan mantan ketika dia diberi pertanyaan dari saya yang hanya demi memenuhi obsesi saya tersebut."
Berikut ini jawaban dari tiga aplikasi kecerdasan buatan di atas:
1. Gemini Google
Apakah Ini Egois?
Sumber: https://gemini.google.com/app/4a100963e4807578
2. ChatGPT
Pertanyaanmu sangat jujur dan menunjukkan kedalaman refleksi diri. Mari kita telaah pelan-pelan.
Apakah kamu egois?
Kita semua punya kebutuhan untuk menyelesaikan cerita yang tidak tuntas. Terutama kalau itu menyangkut cinta pertama atau masa-masa penting seperti SMA. Kebutuhanmu untuk tahu jawabannya—bukan karena cinta, tapi karena obsesi terhadap kejelasan—adalah bentuk dari self-closure, dan itu manusiawi. Yang menjadi masalah moral bukan keinginan itu, tapi bagaimana kamu mengusahakannya dan seberapa jauh kamu mengabaikan dampaknya ke orang lain.
Apa yang membuatnya egois?
-
Kamu mengakui bahwa kamu tidak peduli bagaimana perasaan mantanmu ketika harus menghadapi pertanyaan itu.
-
Tujuannya bukan untuk memperbaiki hubungan, meminta maaf, atau memberi kejelasan padanya juga—tapi murni demi kepuasan dirimu sendiri.
Tapi… Apakah itu salah?
Tidak secara mutlak. Yang membuat tindakan itu bisa keliru adalah:
-
Kalau kamu memaksa dia menjawab meskipun dia tidak nyaman.
-
Kalau kamu mengacaukan hidupnya sekarang hanya untuk menuntaskan masa lalumu.
Tapi kalau kamu menyampaikannya dengan cara yang jujur, sopan, dan memberi dia pilihan penuh untuk tidak menjawab, itu bisa jadi justru langkah dewasa untuk menutup masa lalu, tanpa menyakiti siapa pun.
Jadi, apa langkah bijaknya?
-
Tanyakan dulu ke diri sendiri:"Kalau dia tidak mau menjawab, apakah saya bisa menerima itu?"
Kalau kamu tetap ingin bertanya, lakukan dengan:
-
Nada yang rendah hati.
-
Tidak menuntut jawaban.
-
Tidak mengungkit-ungkit luka lama yang bisa menyakitinya.
Contoh pendekatannya bisa seperti:
“Aku sadar ada satu hal dari masa lalu kita yang dulu menggantung dan selama ini masih menjadi pertanyaan di benakku. Aku paham ini mungkin aneh atau tidak penting buat kamu, dan kalau kamu tidak ingin menjawab, itu sangat aku hormati. Tapi kalau kamu bersedia, aku ingin tahu karena ini bagian dari prosesku memahami diriku sendiri juga.”
Penutup
Kalau kamu mau, aku bisa bantu merumuskan pesan atau cara menyampaikannya dengan sensitif tapi jujur.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com
3. Perplexity
Pertanyaanmu sangat jujur dan reflektif—itu sudah langkah yang bagus untuk memahami diri sendiri. Mari kita bahas dari beberapa sudut pandang.
Apakah Kamu Egois?
Egois secara sederhana berarti lebih mementingkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan orang lain. Dari cerita yang kamu sampaikan, kamu memang mengakui bahwa motivasimu untuk mencari jawaban lebih didorong oleh kebutuhan pribadi (ego), bukan karena ingin memperbaiki hubungan atau memahami mantanmu.
Namun, egoisme itu spektrum, bukan hitam-putih. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Wajar Ingin Jawaban
Keinginan untuk mendapat kejelasan dari masa lalu adalah hal yang sangat manusiawi. Banyak orang merasa butuh closure agar bisa move on. Ini bukan sepenuhnya egois, tapi bagian dari proses healing.
2. Pentingnya Empati
Yang menjadi masalah adalah jika kamu benar-benar tidak peduli sama sekali dengan perasaan mantanmu saat kamu mencari jawaban itu. Kalau kamu tahu bahwa pertanyaanmu bisa melukai atau membebani dia, tapi tetap melakukannya hanya untuk kepuasan pribadi, di situlah unsur egoisme muncul.
3. Refleksi Diri
Faktanya, kamu sudah merenungkan dan menyadari fokusmu pada diri sendiri. Ini tanda kamu punya empati dan kesadaran diri. Orang yang benar-benar egois biasanya tidak mempertanyakan hal ini.
Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
Timbang-timbang dulu: Apakah benar-benar perlu menanyakan hal itu ke mantanmu? Apakah jawaban itu akan benar-benar membantumu, atau justru membuka luka lama untuk kalian berdua?
Pertimbangkan perasaannya: Jika kamu memutuskan untuk bertanya, lakukan dengan cara yang sopan dan penuh empati. Sampaikan bahwa kamu tidak bermaksud mengganggu, hanya ingin menuntaskan hal yang mengganjal.
Cari closure dari dalam diri: Kadang, closure terbaik adalah menerima bahwa tidak semua pertanyaan masa lalu harus terjawab. Fokuslah pada pertumbuhan diri dan masa depanmu.
Kesimpulan
Apakah kamu egois? Dalam kadar tertentu, iya—tapi itu manusiawi. Yang penting, kamu sadar dan peduli dengan dampaknya pada orang lain. Itu sudah menunjukkan kedewasaan emosional.
Jika kamu butuh closure, pastikan caranya tidak menyakiti orang lain. Dan ingat, kadang yang kita butuhkan bukan jawaban dari orang lain, tapi ketenangan dalam diri sendiri.
Semoga membantu! Kalau mau curhat lebih lanjut, aku siap mendengarkan. 😊
___________________________________
Sumber: Perplexity.ai
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jawaban Tiga Kecerdasan Buatan saat Saya Tanya Masalah Sensitif dan Amat Privasi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*