Terbaru · Terpilih · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Makin Bertambah Usia Semakin Sedikit Teman Karib, Salah Satunya Agar Mudah Fokus Menuju Kebahagian Abadi

Banjirembun.com - Kenapa makin dewasa jumlah teman semakin sedikit? Itulah pertanyaan besar yang muncul dari benak banyak orang. Di mana, umumnya renungan tersebut baru disadari oleh manusia yang sedang memulai beranjak dewasa. Usia yang menunjukkan seseorang sangat produktif untuk bekerja dan mengawali jalinan rumah tangga (kisaran 25-40 tahun). Akibatnya, minat dan orientasi hidup mereka telah berubah dari sebelumnya.


Dengan demikian, amatlah wajar tatkala makin bertambah umur individu, semakin berkurang teman karibnya. Bahkan, untuk menemukan atau menambah sahabat baru pun belum tentu dilakukan. Bukan cuma disebabkan persoalan tentang minimnya waktu sehingga tak sempat nongkrong bareng. Melainkan pula, lantaran mereka sangat sulit untuk membangun hubungan baru dengan orang asing. Apalagi saat merantau ke luar kota.

Baca juga Merasa Heran Saja, Usia Semakin Menua Kok Masih Rakus dan Serakah

Bagi para manusia dewasa, hidup bersama pasangan dan anak kandung saja sudah begitu menguras waktu, tenaga, pikiran, dan uang. Kalau pun mau membuka peluang "orang baru" masuk ke dalam kehidupan mereka, tentu bakal pilih-pilih siapa saja yang "cocok." Menguntungkan tidak bagi impian, tujuan, dan arah hidup? Di sisi lain, mereka juga gampang curiga (tidak begitu percaya) pada orang-orang yang belum pernah dikenal sebelumnya.


Segala sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh orang dewasa paruh baya (berumur 45-64 tahun) bakal difokuskan alias diprioritaskan untuk hal-hal penting saja. Boleh dibilang, semakin berusia tua membikin manusia tambah berhati-hati dan penuh pertimbangan. Mereka enggak lagi gegabah sebagaimana di kala masih energik dulu. Bagi mereka masa-masa pencarian pekerjaan, jodoh, dan senang-senang sudah selesai.

Ilustrasi orang yang berkurang temannya karena sibuk kerja (sumber pexels.com)

Kini setelah berumur dewasa, banyak orang berusia pra pensiun (50-60 tahun) yang berupaya untuk mempertahankan pernikahan tanpa dirundung perceraian. Diimbuhi, menyibukkan diri agar menjamin ketersediaan sumber penghasilan uang untuk ditabung. Mereka ingin menimbun banyak duit supaya bisa menikmati masa-masa pensiun secara tuntas. Tanpa diganggu lagi oleh perkara sulitnya keuangan.


Tentu saja, selain urusan dunia, banyak dari kalangan yang hampir sepuh atau lansia (lanjut usia) seperti di atas juga lebih fokus mendekatkan diri pada Maha Pencipta. Mereka lebih banyak beribadah. Memutuskan untuk menyiapkan diri fokus menuju kebahagiaan abadi yaitu surga yang tempatnya di akhirat. Alhasil, mereka mempersiapkan diri agar kelak punya teman karib yang mampu mendukung misi mulia tersebut.


Rasa kesendirian karena berkurangnya teman yang dimiliki oleh kaum manula (manusia lanjut usia) yang sudah memasuki masa pensiun, semestinya membuat mereka semakin mendekat pada Maha Kuasa. Bukan malah terperdaya pada godaan nafsu guna berfoya-foya menghamburkan uang untuk memuaskan diri di sisa-sisa umur yang tinggal sedikit. Parahnya lagi, sudah berada di fase usia tua renta masih serakah pada harta dan jabatan. 


Buktinya, begitu mudah ditemukan para bangsawan (orang kaya dan bernasab tokoh terkenal) dan pejabat yang justru rakus atau tamak. Mereka hanya peduli pada keluarganya sendiri. Berangan-angan, nanti anaknya mampu meneruskan jejak hidupnya. Yakni, menjadi konglomerat pengusaha kaya ataupun menjadi pejabat yang karirnya melesat tinggi. Intinya, bagaikan peribahasa "Tua-tua keladi makin tua semakin menjadi."

Baca juga Arti Keladi pada Ungkapan "Tua-tua Keladi", Ternyata Rasulullah Sudah Peringatkan

Barangkali, hanya kematian yang satu-satunya menjadi penyebab golongan manusia tua menjadi sadar diri dan tahu diri. Bukannya bertaubat, yang terjadi bertambah tertipu dan tenggelam dalam kilaunya kehidupan dunia. Sungguh, berbangga-bangga dalam memperbanyak urusan dunia (harta dan jabatan) telah melalaikan manusia. Akibatnya, bermegah-megahan itu telah membuat manusia lupa kalau kelak dia bakal masuk ke dalam kubur.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Makin Bertambah Usia Semakin Sedikit Teman Karib, Salah Satunya Agar Mudah Fokus Menuju Kebahagian Abadi"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*