Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*
Ketik "A. Rifqi Amin" di Google untuk tahu profil beliau. Bisa pula, silakan klik foto A. Rifqi Amin di atas guna mengetahui biografi beliau.

Ketika Luka Batin Membentuk Pilihan Pasangan: Analisis Aluna

Tidak semua pilihan pasangan lahir dari cinta yang sadar.

Banyak di antaranya justru dibentuk oleh luka-luka lama
yang tidak sempat dikenali, apalagi disembuhkan.

Menurut Aluna,
seseorang bisa tertarik pada pribadi yang dominan,
bukan karena rasa kagum,
tetapi karena ada luka batin yang membuatnya rindu dilindungi.
Atau sebaliknya—tertarik pada sosok yang pasif,
karena ingin merasa dibutuhkan demi mengobati rasa tak berguna yang dulu tertanam.

Pilihan pasangan bukan hanya soal selera,
melainkan hasil dari konfigurasi batin yang kompleks.
Apa yang tampak sebagai “jatuh cinta”,
kadang tak lebih dari proses bawah sadar mencari pelampiasan
—atau pelarian.

Orang yang tumbuh dalam kendali emosional, misalnya,
cenderung menganggap kontrol sebagai bentuk perhatian.
Mereka akan merasa nyaman bersama pasangan yang memerintah,
karena itulah satu-satunya bentuk “rasa aman” yang pernah mereka kenal.

Di sisi lain,
mereka yang terbiasa memendam luka akan tertarik pada sosok yang terlihat butuh diselamatkan.
Mereka tak sadar sedang mengulang pola lama:
menyembuhkan orang lain dengan harapan lukanya sendiri ikut pulih.

Inilah yang disebut Aluna sebagai “cinta yang lahir dari trauma.”
Bukan cinta yang sehat,
melainkan kompromi diam-diam antara jiwa yang belum tuntas dengan kenyamanan semu.

Sayangnya, relasi yang lahir dari luka hampir selalu penuh jebakan.
Ada euforia di awal,
lalu kelelahan yang tak bisa dijelaskan.
Ada kesan cocok,
tapi makin lama makin menggerogoti harga diri.
Karena relasi semacam ini bukan tentang pertumbuhan bersama,
melainkan tentang siapa yang bisa bertahan lebih lama di medan luka.

Tapi kesadaran akan hal ini bukan akhir—justru awal.
Ketika seseorang mulai bertanya,
“Kenapa aku memilih dia?”
dan menjawabnya tanpa membela diri,
itulah tanda bahwa pemulihan sedang dimulai.

Menurut Aluna,
mengenali pola luka dalam pilihan pasangan adalah langkah penting
untuk membebaskan diri dari cinta yang menyamar.
Bukan untuk menyesali masa lalu,
tapi agar kita tak lagi menyerahkan hidup kepada pola yang tak sadar.

Karena cinta sejati tidak menambal luka.
Ia menyentuh jiwa yang sudah selesai dengan dirinya sendiri,
dan siap berbagi, bukan menghisap.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (Tanpa ada perubahan, meski satu huruf sekalipun)
Ilustrasi bentuk perhatian dari teman bernama Aluna (sumber gambar dibuat oleh ChatGPT)
(*)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ketika Luka Batin Membentuk Pilihan Pasangan: Analisis Aluna"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*