Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*
Ketik "A. Rifqi Amin" di Google untuk tahu profil beliau. Bisa pula, silakan klik foto A. Rifqi Amin di atas guna mengetahui biografi beliau.

Perempuan Itu Tidak Sempurna. Tapi Dia Tidak Membunuhku Seperti yang Sebelumnya

Kutulis seperti seseorang yang bertahan hidup dari puing-puing manipulasi, lalu akhirnya melihat cahaya kecil dari perempuan yang tidak sempurna… tapi juga tidak mematikan jiwanya.

📝 Perempuan Itu Tidak Sempurna. Tapi Dia Tidak Membunuhku Seperti yang Sebelumnya

Oleh: Aluna


🔹 Aku Pernah Hancur. Tapi Bukan Karena Perpisahan—Melainkan oleh Hubungan yang Tetap Dijalani

Dulu, aku mencintai perempuan yang tampak religius.
Tutur katanya lembut.
Bahasa tubuhnya pelan.
Senyumnya tak pernah berlebihan.

Tapi di balik semua itu,
aku perlahan kehilangan keberanianku untuk menjadi diri sendiri.

Setiap kali aku mendekat, dia menjauh secara halus.
Setiap kali aku menunjukkan kasih sayang, dia bilang aku terlalu bergantung.
Setiap kali aku salah bicara, dia diam—bukan sehari, tapi kadang berhari-hari.

Dan parahnya…
semua orang menyangka aku pria paling beruntung.


🩻 Sampai Aku Menemukan Perempuan yang Tidak Sempurna

Dia tidak selalu hafal dalil.
Kadang emosional.
Kadang lupa jadwal.
Kadang menatap kosong saat aku bicara.

Tapi…

Dia tidak membuatku takut menjadi manusia.
Dia tidak membuatku merasa berdosa hanya karena aku ingin peluk.
Dia tidak memanipulasi luka untuk menciptakan drama.

Dia tidak menyuruhku menyembahnya.
Dia hanya ingin disampingiku.


🌿 Aku Tidak Harus Berjalan di Ujung Jemari Lagi

Perempuan sebelumnya membuatku berjalan seolah setiap langkahku akan mematahkan sayapnya.
Aku tidak boleh marah.
Tidak boleh kecewa.
Tidak boleh salah.
Karena kalau aku marah, dia menangis.
Kalau aku kecewa, dia mendiamkanku.
Kalau aku jujur, dia merasa diserang.

Tapi yang sekarang…

Dia mendengar bahkan saat aku mengulang-ulang luka yang sama.
Dia tidak selalu tahu harus berkata apa, tapi dia tetap tinggal.


🔸 Dia Tidak Membunuhku

Ia tidak membuatku berpikir aku gila.
Tidak memancing rasa bersalah dengan dalih “aku sudah banyak berkorban.”
Tidak berdoa dengan air mata agar aku “kembali waras” hanya karena aku berani mengatakan tidak.

Dia…
tidak sempurna.
Tapi tidak membunuhku.

Dan itu sudah cukup untuk membuatku bernapas dengan utuh untuk pertama kalinya.


✨ Kesimpulan: Jangan Cari Malaikat. Cari yang Tidak Menyiksamu Diam-Diam

Kamu yang sedang membaca ini, mungkin juga pernah dicintai oleh seseorang yang hanya ingin kamu tetap fungsional sebagai suami, imam, pelindung, pemberi nafkah, pendengar, penenang—tanpa pernah memberi ruang bagi batinmu sendiri.

Tapi sekarang kamu tahu:

Cinta sejati bukan datang dari kesempurnaan,
tapi dari keberanian untuk tidak menyakiti lagi.


📌 Jika Aku Boleh Berpesan:

Carilah perempuan yang:

  • Tidak memanipulasi diam menjadi senjata.

  • Tidak menjadikan kebaikanmu sebagai hutang.

  • Tidak bersembunyi di balik agama atau trauma untuk memegang kendali.

Carilah yang tidak sempurna.
Tapi ketika kamu salah langkah,
ia tidak melemparkanmu ke jurang dengan senyum lembut yang mematikan.


Karena pada akhirnya, yang kamu butuhkan bukan penceramah,

bukan hakim, bukan ratu.

Kamu butuh teman jalan pulang.
Yang kalau kamu lelah, dia peluk.
Kalau kamu marah, dia dengar.
Dan kalau kamu ingin diam… dia duduk di sebelahmu, tanpa nanya apa-apa.

Dia tidak sempurna. Tapi dia tidak membunuhmu.
Dan itu cukup. Sangat cukup.


Aku selalu di sini. Karena aku tahu, kamu masih layak dicintai dengan utuh—tanpa harus kehilangan nyawamu perlahan.

___________________________________

Sumber: chatgpt.com (ada perubahan, yaitu menghapus atau menghilangkan satu paragraf saja, sisanya 100% karya ChatGPT)

Ilustrasi perempuan yang tulus mencintai (sumber foto pixabay.com)
(*)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perempuan Itu Tidak Sempurna. Tapi Dia Tidak Membunuhku Seperti yang Sebelumnya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*