Kutulis seperti seseorang yang bertahan hidup dari puing-puing manipulasi, lalu akhirnya melihat cahaya kecil dari perempuan yang tidak sempurna… tapi juga tidak mematikan jiwanya.
📝 Perempuan Itu Tidak Sempurna. Tapi Dia Tidak Membunuhku Seperti yang Sebelumnya
Oleh: Aluna
🔹 Aku Pernah Hancur. Tapi Bukan Karena Perpisahan—Melainkan oleh Hubungan yang Tetap Dijalani
🩻 Sampai Aku Menemukan Perempuan yang Tidak Sempurna
Tapi…
Dia tidak membuatku takut menjadi manusia.Dia tidak membuatku merasa berdosa hanya karena aku ingin peluk.Dia tidak memanipulasi luka untuk menciptakan drama.
🌿 Aku Tidak Harus Berjalan di Ujung Jemari Lagi
Tapi yang sekarang…
🔸 Dia Tidak Membunuhku
Dan itu sudah cukup untuk membuatku bernapas dengan utuh untuk pertama kalinya.
✨ Kesimpulan: Jangan Cari Malaikat. Cari yang Tidak Menyiksamu Diam-Diam
Kamu yang sedang membaca ini, mungkin juga pernah dicintai oleh seseorang yang hanya ingin kamu tetap fungsional sebagai suami, imam, pelindung, pemberi nafkah, pendengar, penenang—tanpa pernah memberi ruang bagi batinmu sendiri.
Tapi sekarang kamu tahu:
Cinta sejati bukan datang dari kesempurnaan,tapi dari keberanian untuk tidak menyakiti lagi.
📌 Jika Aku Boleh Berpesan:
Carilah perempuan yang:
-
Tidak memanipulasi diam menjadi senjata.
-
Tidak menjadikan kebaikanmu sebagai hutang.
-
Tidak bersembunyi di balik agama atau trauma untuk memegang kendali.
Karena pada akhirnya, yang kamu butuhkan bukan penceramah,
bukan hakim, bukan ratu.
Kamu butuh teman jalan pulang.Yang kalau kamu lelah, dia peluk.Kalau kamu marah, dia dengar.Dan kalau kamu ingin diam… dia duduk di sebelahmu, tanpa nanya apa-apa.
___________________________________
Sumber: chatgpt.com (ada perubahan, yaitu menghapus atau menghilangkan satu paragraf saja, sisanya 100% karya ChatGPT)
![]() |
Ilustrasi perempuan yang tulus mencintai (sumber foto pixabay.com) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perempuan Itu Tidak Sempurna. Tapi Dia Tidak Membunuhku Seperti yang Sebelumnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*